Jumat, 30 Oktober 2020

BAB II. STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

 Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki fungsi dan sifat yang sama. Jaringan pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan aktivitas pembelahan sel yang terjadi selama masa pertumbuhan dan perkembangan, jenis jaringan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu jaaringan meristem dan jaringan permanen (jaringan dewasa).

A. Jaringan Meristem
Jaringan meristem merupakan jaringan yang sel-selnya masih aktif membelah secara mitosis. Kemampuan jaringan meristem bermitosis secara terus-menerus menyebabkan bertambhanya sel-sel baru sehingga tumbuhan mengalami pertumbuhan tinggi dan volume. Jaringan meristem memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1) Tersusun atas sel-sel muda yang masih aktif membelah.
2) Tidak memiliki ruang antarsel (susunan selnya rapat).
3) Sel-selnya berbentuk bulat, lonjong, polygon, atau prisma, dan memiliki dinding sel yang tipis.  
     Namun, sel-sel tertentu pada meristem apikal memiliki dinding sel tebal. Sel-sel kambium 
     pembuluh juga memiliki dinding sel yang tebal pada periode tertentu.
4) Sel mengandung banyak protoplasma.
5) Sel memiliki satu atau dua inti sel (nukleus) yang besar.
6) Vakuola sel sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder.

1. Jaringan Primer
    • Jaringan primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya masih aktif  
      membelah.
    • Pada umumnya terdapat di ujung batang (pucuk) dan ujung akar.
    • Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan vertikal yang 
      menyebabkan perpanjangan pada akar dan batang.
   • Meristem primer berasal dari sel-sel promeristem. Promeristem merupakan jaringan meristem 
     yang sudah ada ketika tumbuhan masih berada dalam fase embrio.
  • Promeristem akan berkembang menjadi protoderm, prokambium, dan meristem dasar.
  • Protoderm akan berdiferenisasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan berdiferensiasi 
   menjadi jaringan pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim  
   (jaringan dasar). 
2. Jaringan Sekunder
   • Sel-sel meristem berbentuk pipih atau prisma yang memiliki memiliki vakuola besar di bagian 
     tengahnya. Contohnya kambium dan kambium felogen.
  • Kambium adalah lapisan sel-sel yang aktif membelah di antara pembuluh angkut xilem dan floem.
  • Kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder sehingga batang menjadi bertambah besar.
  • Aktivitas kambium ke arah dalam membentuk pembuluh kayu (xilem), sedangkan ke arah luar 
    membentuk pembuluh tapis atau kulit (floem)
 • Kambium gabus (felogen) adalah jaringan kambium yang membentuk lapisan pelindung (gabus).
 • Kambium gabus terletak di bawah epidermis batang dan akar yang sudah tua.
 • Aktivitas kambium gabus (felogen) ke arah luar membentuk felem (lapisan gabus), sedangkan ke 
   arah dalam membentuk feloderm (korteks sekunder). 
Berdasarkan posisi pada tubuh tumbuhan, jaringan meristem dibedakan menjadi tiga macam, yaitu meristem apikal, meristem interkalar, dan meristem lateral.
a. Meristem Apikal
Meristem apikal terdapat di ujung batang (pucuk) dan ujung akar.
Meristem apikal menyebabkan pemanjangan batang dan akar yang disebut pertumbuhan primer.
Semua jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer. Proses pemanjangan meristem apikal akan menghasilkan daun, bunga, dan tunas apikal (tunas ujung) yang akan berkembang menjadi cabang samping.
b. Meristem Interkalar atau Aksilar (Meristem Antara)
Meristem interkalar terdapat di antara jaringan dewasa atau jaringan yang sudah terdiferensiasi.
Contoh meristem interkalar adalah meristem pada pangkal ruas rumput-rumputan.
Meristem interkalar menyebabkan pemanjangan ruas batang dan menyebabkan terbentuknya bunga.
c. Meristem Lateral (Meristem Samping)
Meristem lateral terletak memanjang sejajar permukaan batang atau akar, contohnya kambium pembuluh (pembuluh vaskuler) dan kambium gabus (felogen).
Meristem lateral menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder pada batang maupun akar, sehingga batang dan akar bertambah besar.
B. Jaringan Permanen (Jaringan Dewasa)
Jaringan permanen adalah jaringan yang telah berdiferensiasi atau mengalami perubahan bentuk sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibedakan menjadi empat macam, yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, jaringan pengangkut (vaskuler), dan jaringan gabus. 
1.  Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel yang menutupi permukaan organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis disebut sebagai jaringan pelindung. Jaringan epidermis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Umumnya tersusun atas satu lapis sel
2) Memiliki sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel
3) Sel-sel memiliki banyak vakuola sehingga dapat menyimpan cadangan makanan
4) Sel-sel pada jaringan epidermis dapat bermodifikasi menjadi stomata (mulut daun), trikoma (rambut-rambut), emergensia, spina (duri), sel kipas, sel kersik (silika), velamen, dan litokis.

a) Stomata (Mulut daun)
Stomata adalah celah (lubang) yang diapit oleh sel penjaga.
Stomata berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya O2 dan CO2 saat respirasi (pernapasan) maupun fotosintesis serta jalur penguapan air (transpirasi).
Stomata akan terbuka pada siang hari dan pada malam hari.
Mekanisme membuka dan menutupnya stomata dapat dijelaskan sebagai berikut.
Stomata atau mulut daun merupakan suatu celah pada jaringan epidermis. Stomata berperan dalam proses transpirasi dan respirasi pada tumbuhan. Ketika stomata terbuka, maka stomata menghirup karbondioksida dan mengeluarkan oksigen dan air. Namun, ketika berada di lingkungan yang kering atau minim air maka, stomata akan menutup dan tidak mengeluarkan oksigen serta air.

b) Trikoma (rambut-rambut)
Trikoma hampir ditemukan di seluruh organ pada tumbuhan, seperti pada akar, batang, daun, bunga, dan buah.
Fungsi trikoma adalah untuk mengurangi penguapan, meneruskan rangsang, dan membantu penyerapan air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.
Contoh tumbuhan yang memiliki trikoma adalah daun durian (Durio zibethinus).

c) Emergensia
Emergensia adalah tonjolan pada permukaan organ yang terbentuk dari jaringan epidermis dan jaringan di bawah epidermis
Contoh tumbuhan yang memiliki emergensia adalah duri temple pada batang mawar (Rosa sp), rambut-rambut pada buah rambutan (Nephelium lappaceum).

d) Spina (duri)
Spina atau duri adalah tonjolan pada permukaan epidermis batang. Contohnya duri pada batang tumbuhan bunga kertas (Bouganvillea spectabilis).

e) Sel Kipas
Sel kipas merupakan alat tambahan pada epidermis daun bagian atas.
Sel kipas berfungsi untuk menyimpan air dan mengurangi penguapan. Ketika udara panas, air dalam sel kipas akan menguap dan sel kipas akan mengerut sehingga luas permukaan atas daun menjadi lebih kecil dari luas permukaan bawah daun. Haal tersebut menyebabkan daun menggulung sehingga laju penguapan berkurang.
Sel kipas dapat ditemukan pada rumput teki dan bambu.

f) Sel Kersik (Silika)
Sel kersik adalah bagian epidermis yang berbentuk bulat dan berisi kristal kersik (SiO2). Adanya sel kersik menyebabkan permukaan pada batang tumbuhan menjadi keras.
Sel kersik berfungsi untuk memperkokoh batang.
Contoh tumbuhan yang memiliki sel kersik adalah batang tumbuhan tebu (Saccharu officinarum).

g) Velamen
Velamen tersusun atas sel-sel mati yang terdapat di bagian dalam epidermis akar gantung (akar udara)pada tumbuhan epifit (tumbuhan yang menempel pada benda/ tumbuhan lain).
Velamen berfungsi untuk menimbun air yang diperolehnya dan mengikat oksigen.
Contoh tumbuhan yang memiliki velamen adalah anggrek.

h) Litokis
Litokis adalah sel epidermis yang dindingnya mengalami penebalan dan mengandung sistolit.
2. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar, karena dapat ditemukan di hampir semua bagian tumbuhan. Ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut:
1) Tersusun atas sel hidup yang berukuran besar
2) Memiliki inti sel dan banyak vakuola
3) Memiliki ruang antar sel sehingga letak sel tidak rapat
4) Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi enam macam, yaitu parenkim asimilasi, parenkim penimbun, parenkim air, parenkim udara, parenkim pengangkut, dan parenkim penutup luka.

Parenkim asimilasi, yaitu parenkim yang melakukan proses pembuatan zat-zat makanan melalui fotosintesis. Parenkim asimilasi terdapat pada tumbuhan hijau.
Parenkim penimbun, yaitu parenkim yang berfungsi sebagai penimbun cadangan makanan, karena memiliki vakuola yang besarParenkim penimbun terdapat pada empulur batang dan akar, umbi, akar rimpang, serta biji. Cadangan makanan yang disimpan dalam bentuk gula, tepung, lemak, dan protein.
Parenkim air, yaitu parenkim yang mampu menyimpan air. Parenkim air terdapat pada tumbuhan epifit (menempel) dan tumbuhan xerofit (tumbuhan yang beradaptasi di daerah kering). Contohnya adalah tanaman anggrek dan kaktus.
Parenkim udara (aerenkim), yaitu parenkim yang mampu menyimpan udara karena memiliki ruang antar sel yang besar. Parenkim udara terdapat pada tumbuhan teratai, dan eceng gondok.
Parenkim pengangkut, merupakan parenkim yang terdapat di sekitar xilem dan floem
Parenkim penutup luka, parenkim penutup luka disebut kambium gabus (felogen).
Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
Parenkim palisade, tersusun atas sel-sel berbentuk panjang, tegak, dan mengandung banyak kloroplas. Parenkim palisade umumnya terdapat pada messofil daun.
Parenkim bunga karang, tersusun atas sel-sel yang bentuknya tidak teratur dan memiliki ruang antar sel yang besar. Parenkim bunga karang terdapat pada mesofil daun.
Parenkim bintang, parenkim bintang berbentuk seperti bintang, yang saling berhubungan bagian ujungnya, contohnya pada Canna sp.
Parenkim lipatan, terdiri atas sel-sel dengan dinding sel yang mengalami lipatan ke dalam. Contohnya terdapat pada mesofil daun pinus dan padi.
3. Jaringan Penyokong (Penguat)
Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang bentuk tubuh tumbuhan. Ciri-ciri jaringan penyokong, yaitu memiliki dinding sel yang tebal dan kuat. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim.

1) Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan.
Jaringan ini terdapat pada batang, daun, bunga, dan buah serta akar yang terkena cahaya matahari.
Tumbuhan monokotil umumnya tidak memiliki kolenkim. Ciri-ciri jaringan kolenkim adalah
a) Tersusun atas sel-sel yang masih hidup
b) Ukuran dan bentuk sel beragam
c) Penebalan dinding sel tidak teratur

2) Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan yang sudah berhenti melakukan pertumbuhan dan perkembangan.
Ciri-ciri jaringan sklerenkim adalah sel-selnya memiliki dinding skunder yang tebal, biasanya mengandung lignin dan tidak mmemiliki protoplas karena sel-selnya telah mati. Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu serabut (serat-serat) dan sklereid (sel batu).
a) Serabut (Serat Sklerenkim)
Serabut atau serat dapat didefinisikan sebagai serabut yang panjang, yang ditemukan di berbagai tumbuhan dalam bentuk untaian. Contohnya dapat dimukan pada Linen.
b) Skelereid (Sel Batu)
Merupakan ssel-sel mati saat dewasa. Sel sklereid umumnya berbentuk bulat. Contohnya ditemukan pada tempurung kelapa dan daging buah jambu biji.
4. Jaringan pengangkut (Vaskuler)
1) Jaringan pengangkut adalah jaringan pada tumbuhan yang berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral serta hasil fotosintesis.

2) Jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah xilem dan floem.
a) Xilem
Xilem berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar menuju daun. Sel-sel xilem telah mati, berdinding tebal dan mengandung lignin. Kompoenen penyusun xilem diantaranya: unsur trakeal, serat xilem dan parenkim xilem.
b) Floem
Floem berfungsi mengangkut dan mendistribusikan hasil fotosintesis dari daun ke seleruh bagian tubuh tumbuhan. Komponen penyusun floem diantaranya: unsur tapis, sel pengiring (sel tetangga), serat floem, parenkim floem, dan sel albumin. 
c) Tipe-tipe Berkas Pengangkut
Berdasarkan letak xilem dan floem, berkas pengangkut dibedakan menjadi tiga tipe dasar, yaitu :
Tipe Kolateral
Tipe Konsentris
Tipe Radial
5. Jaringan Sekretori
Jaringan sekretori merupakan sekumpulan sel yang berfungsi menghasilkan suatu zat. Pada tumbuhan, terdapat beberapa jaringan sekretori, yakni :
1) Saluran getah, merupakan kumpulan sel yang berisi cairan lateks yang mengandung garam dan asam-asam organik. Contoh pada papaya.
2) Sel-sel resin dan minyak, merupakan sel-sel yang mengandung resin, contohnya pada tumbuhan pinus.
3) Sel-sel lendir
4) Sel-sel mirosin

6. Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang terbentuk oleh aktivitas kambium gabus pada tumbuhan dikotil. Jaringan gabus berfungsi melindungi jaringan dari kekurangan air yang terlalu banyak. Jaringan gabus ke arah dalam membentuk feloderm (hidup) dan ke luar membentuk felem (mati).
C. Organ Pada Tumbuhan
Organ merupakan kumpulan dari beberapa jaringan yang memiliki peranan tertentu. Organ pada tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
1. Akar
Secara umum, akar terdiri atas tudung akar, epidermis, korteks, endodermis, dan stele.
1) Tudung Akar
Terdapat pada ujung akar yang berfungsi melindungi akar dan membantu tumbuhnya akar ke dalam tanah.
2) Epidermis
Sel-sel epidermis pada akar dapat berkembang menjadi rambut-rambut akar, yang berfungsi membantu penyerapan air dan garam mineral serta menguatkan posisi tumbuhan pada tanah.
3) Korteks
Korteks umumnya tersusun atas sel-sel parenkim yang mengandung karbohidrat. Dinding luar korteks mengalami penebalan yang dinamakan eksodermis, semntara lapisan terdalam bernama endodermis.
4) Stele
Stele merupakan bagian tengah akar, yang terdiri atas perisikel (pembentuk cabang akar), berkas pembuluh (xilem dan floem), serta parenkim (berada di antara xilem dan floem).
Struktur akar dikotil dan monokotil memiliki perbedaan, yaitu akar tumbuhan dikotil memiliki kambium diantara xilem dan floemnya (tipe koleteral terbuka). Sedangkan, pada monokotil tidak terdapat kambium diantara xilem dan floemnya (tipe koleteral tertutup).

2. Batang
Batang memiliki tiga bagian pokok, yaitu epidermis, korteks, dan modifikasi stele.
1) Epidermis
2) Korteks
Korteks tersusun dari parenkim, kolenkim, sklerenkim yang berupa serabut sklereid.
3) Stele (Slinder pusat)
Stele terdiri atas perisikel, parenkim, berkas pengangkut, dan empulur. Empulur merupakan bagian terdalam dari batang tumbuhan berpembuluh. Empulur juga terdapat di sekitar berkas pengangkut dan berbentuk seperti jari-jari sehingga disebut jari-jari empulur.
3. Daun
Secara umum, daun tersusun dari jaringan epidermis, jaringan dasar (mesofil), jeringan pengangkut, dan jaringan penguat.
1) Epidermis
Stomata sebagai modifikasi epidermis dijadikan sebagai salah satu indikator untuk membedakan tipe daun. Jika stomata ditemukan pada bagian atas dan bawah daun, dinamakan tipe amfistoma. Jika stomata hanya terdapat di bagian bawah daun, disebut hipostoma, sementara jika terdapat di bagian atas dan bawah daun dinamakan tipe epistoma.
2) Mesofil
Mesofil terdapat di antara epidermis atas dan bawah. Pada tumbuhan dikotil, mesofil berdiferensiasi menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (jaringan spons). Pada daun tumbuhan rumput-rumputan, mesofil tidak berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang, tetapi terdiri atas sel-sel parenkim yang struktur dan ukurannya sama.
3) Jaringan pengangkut
Di dalam berkas pengangkut, xilem selalu berada di sebelah dalam sedangkan floem berada di sebelah luar.

4. Bunga
Bunga merupakan alat reproduksi pada tumbuhan. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari. Sedangkan bunga lengkap adalah bunga yang memiliki alat reproduksi dan perhiasan bunga, seperti kelopak dan mahkota. 
Benang sari tersusun atas kepala sari dan tangkai sari. Di dalam kepala sari terdapat serbuk sari yang menghasilkan mikrospora dan menghasilkan sel sperma.
Putik, tersusun atas kepala putik, tangkai putik dan ovarium (bakal buah). Di dalam ovarium terdapat bakal biji.

5. Buah
Buah merupakan perkembangan dari bakal buah.
6. Biji
Biji merupakan perkembangan dari bakal biji yang terdapat pada bunga.
D. Sifat Totipotensi dan Kultur Jaringan
Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu yang sempurna. Sifat ini dapat digunakan untuk mengembakbiakan tumbuhan dengan teknik kultur jaringan.
Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman (seperti akar, batang, dan daun) kemudian menumbuhkannya di media buatan yang steril, kaya nutrisi, dan terdapat zat pengatur tubuh (hormon).
Salah satu kultur jaringan dapat menggunakan jaringan muda (meristem).
Keunggulan kultur jaringan, diantaranya : dapat diperoleh bibit yang sama dengan induknya, kualitas bibit lebih terjami, bibit lebih cepat tumbuh, tidak dipengaruhi musim, dan efisien.

Sumber : 
https://eurekapendidikan.com/materi-struktur-dan-fungsi-jaringan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POLA-POLA HEREDITAS

    A.         Pola-Pola Hereditas Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya melalui gen disebut hereditas. Mekanisme hereditas ...