Sabtu, 15 Agustus 2020

Bentuk dan Pergerakan Sel Eukariotik

Sebagai suatu jaringan serat dalam sitoplasma, sitoskeleton mengatur bentuk, wujud, dan pergerakan sel-sel eukariotik. Baik otot maupun rangka, Sitoskeleton terdiri atas tiga jenis serat utama: Mikrotubulus, mikrofilamen, dan Filamen intermediat. Kemampuan bongkar pasang yang cepat dari serat-serat ini dan kapasitasnya untuk menyalip satu sama lain memungkinkan sel-sel dan organel-organelnya untuk bergerak.

Mikrotubulusadalah tabung protein berongga berdiameter sekitar 20-25 nanometer. Fungsi utamanya adalah sebagai penopang sel dan transpor intraselular sehingga organel dapat bergerak. Selain itu, selama mitosis, Mikrotubulus membentuk gelondongan serat yang memisahkan kromosom dan pada akhirnya memudahkan sitokinesis, atau pembelahan sel. 

 Mikrofilamen disebut juga filamen aktin karena tersusun atas Protein kontraktil aktin (contractile protein actin). Tipis tetapi kokoh, serat serupa benang berukuran sekitar 3-6 nanometer, Mikrofilamen memegang peranan penting dalam kontraksi otot, tidak heran keberadaannya sangat melimpah di sel-sel otot. Namun, seperti mikrotubulus, mikrofilamen juga banyak ditemukan di berbagai jenis sel eukariotik lainnya karena mikrofilamen memudahkan pergerakan sel seperti meluncur, kontraksi, dan sitokinesis.

Filamen intermediat adalah serat protein berdiameter sekitar 10 nanometer. Filamen intermediat membuat sel memiliki daya rentang (regangan) dan menahan mikrotubulus dan mikrofilamen tetap di tempatnya.

Selain menopang sel dan memungkinkan pergerakan internal organel-organel, sitoskeleton memudahkan pergerakan eksternal sel. Silia dan Flagela adalah sel anggota badan yang bertanggung jawab atas pergerakan eksternal. Silia berstruktur seperti rambut, sedangkan flagela berstruktur sepeti cambuk. Ketika Silia bergerak secara serentak, Silia memberi tenaga pada pergerakan organisme uniseluler seperti paramesium. Meskipun demikian, silia juga ditemukan di lapisan eukariotik tertentu seperti rongga hidung mamalia, di mana silia mendorong cairan melewati sel-sel yang tak bergerak. Flagela lebih panjang daripada silia dan bergelombang untuk menghasilkan pergerakkan sel. Baik flagela maupun silia mempunyai 9 + 2 susunan mikrotubulus, Artinya keduanya memiliki sembilan pasang gabungan mikrotubulus di bagian luar, tersusun di sekitar dua mikrotubulus tunggal yang terpisah.

Selain sitoskeleton, tumbuhan juga memiliki dinding sel untuk membentuk dan menopang, tersusun atas gula khusus bernama Selulosa. Meskipun kaku, dinding ini memungkinkan sel untuk tumbuh. Selain itu, karena dinding sel membentuk "wajah" sel, dinding sel memegang peranan penting dalam komunikasi interselular. Meskipun sel dikelilingi dan dilingkupi oleh dinding sel, terdapat lubang-lubang kecil bernamaplasmodesmata, yang memungkinkan keluar masuknya nutrisi, zat sisa, dan ion-ion.

Dinding sel tumbuhan kebanyakan tersusun atas selulosa, makromolekul paling banyak di bumi. Serat selulosa, tersusun atas molekul-molekul glukosa, diikat menjadi satu gugus 40 yang disebut mikrofibril. Namun hanya tumbuhan yang mengandung selulosa. Organisme-organisme lain yang memiliki dinding sel seperti bakteri, jamur, dan beberapa protozoa, tersusun atas protein atau kitin, yang merupakan polisakarida. Selain dinding sel, kitin menyusun rangka serangga, lobster, dan invertebrata lainnya.

Sumber :

https://link.quipper.com/id/organizations/5796cd8734c0e70003009ba6/curriculum#curriculum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POLA-POLA HEREDITAS

    A.         Pola-Pola Hereditas Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya melalui gen disebut hereditas. Mekanisme hereditas ...